Keane Band: lirik lagu keane somewhere only we know

Keane Band adalah band asal Battle, East Sussex, Inggris, beranggotakan tiga anggota utama: Tom Chaplin ( vokal ), Tim Rice-Oxley ( keyboard ), dan Richard Hughes ( drum ). Yang membuat Keane unik adalah pendekatan mereka dalam menciptakan musik. Mereka tidak memiliki gitaris, yang biasanya menjadi elemen utama di banyak band.Sebaliknya, mereka fokus pada vokal yang kuat, melodi piano yang indah, dan lirik yang dalam.

Keane Band: Kisah di Balik “Somewhere Only We Know”

The song “Somewhere Only We Know” is one of Keane ‘s most iconic works . This song was first released in 2004 on their debut album entitled “Hopes and Fears.”

Tim Rice-Oxley, piano player and principal writer of Keane’s songs , was instrumental in creating “Somewhere Only We Know.” He created the main melody of this song when he was still young, at the age of 19 . The beautiful melodies and piano touch that are unique to the Keane Band immediately made him steal the attention of his colleagues.

Musik adalah bahasa universal yang menghubungkan kita melalui nada-nada indah dan lirik penuh makna. Salah satu lagu yang berhasil merebut hati jutaan pendengar di seluruh dunia adalah “Somewhere Only We Know” yang dibawakan oleh band asal Inggris, Keane. Namun, seperti kebanyakan karya seni lainnya, lagu ini juga memiliki kisah menarik di balik layar tentang penciptanya. Mari kita telusuri perjalanan pencipta lagu “Somewhere Only We Know”.

Mengenal Lirik Lagu Lirik lagu pergi ke suatu tempat hanya kita yang tahu

Lirik
(my) I walked across the empty land
I know the way like the back of my hand
(my) I feel the ground under my feet
Sitting by the river and it makes me complete
Oh, it’s simple, where are you going?
I’m getting old, and I need something to rely on.
So let me know when you let me in.
I’m getting tired, and I need a place to start.
(my) I found a fallen tree.
I felt the tree branch staring at me.
Is this the place we used to love?
Is this the place I’ve always dreamed of?
Oh, it’s simple, where are you going?
I’m getting old, and I need something to rely on.
So let me know when you let me in.
I’m getting tired, and I need a place to start.
And if you have a minute, why don’t we
talk about it somewhere only we know?
This could be the end of everything.
So, why don’t we go somewhere that only we know?
Somewhere only we know
Oh, it’s simple, where are you going?
I’m getting old, and I need something to rely on.
So let me know when you let me in.
I’m getting tired, and I need a place to start.
And if you have a minute, why don’t we
talk about it somewhere only we know?
This may be the end of everything.
So, why don’t we just go?
So, why don’t we go?
Ooh, oh-oh
Ah, oh
This could be the end of everything.
So, why don’t we go somewhere that only we know?
Somewhere only we know
Somewhere only we know

Sambutan Masyarakat Positif

Ketika ” Somewhere Only We Know ” dirilis sebagai single, respon masyarakat dan kritikus musik sangat positif. Lagu ini menduduki puncak tangga lagu di berbagai negara dan memenangkan banyak penghargaan musik.Video musik yang menggambarkan perjalanan seekor keledai mencari tempat pulang, juga memenangkan MTV Video Music Award.

Lagu ini juga menjadi sangat populer dalam iklan televisi, sehingga semakin memperluas jangkauan dan pengaruhnya. Keindahan melodi dan emosi yang terkandung dalam liriknya menjadikannya lagu abadi yang terus digandrungi banyak orang hingga saat ini.

“Somewhere Only We Know” adalah bukti nyata kekuatan musik dalam menginspirasi dan menghubungkan orang. Karya ini merupakan hasil kolaborasi antara Tim Rice-Oxley, Tom Chaplin, dan Richard Hughes dari Keane Band, yang menghasilkan sebuah lagu yang menyentuh hati banyak orang di seluruh dunia. Lagu ini tak hanya menggambarkan keunikan Keane dalam dunia musik, namun juga menceritakan kisah nostalgia dan kehilangan yang bisa dirasakan semua orang. Seiring waktu, lagu ini tetap menjadi salah satu lagu paling ikonik dalam sejarah musik modern, mengingatkan kita bahwa terkadang kita semua memiliki tempat di mana kita merasa “hanya kita yang tahu”.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top